1.1 Pengertian Ejaan
Ejaan adalah seperangkat aturan ata u kaedah pelambangan bunyi bahasa –pemisahan, penggabungan, dan penulisannya- dalam suatu bahasa.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf , suku kata, atau kata.
1.2 Sejarah Ejaan
Ejaan Van Ophuijsen (1901-1947) | Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) (1947-1972) | Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (mulai 16 Agustus 1972) |
choesoes Djoem’at pajoeng tjoetjoe soenji | chusus Djum’at jakni pajung sunji | khusus Jumat yakni payung cucu |
1.3 Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ruang Lingkup EYD mencakup lima aspek, yaitu :
1. Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu :
(1) abjad (4) pemenggalan
(2) vokal (5) nama diri
(3) konsonan
2. Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya meliputi :
(1) huruf kapital (2) huruf miring
Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa
(1) kata dasar (6) kata depan di, ke, dan dari
(1) kata dasar (6) kata depan di, ke, dan dari
(2) kata turunan (7) kata sandang si dan sang
(3) kata ulang (8) partikel
(4) gabungan kata (9) singkatan dan akronim
(5) kata ganti kau, ku, mu dan nya (10) angka dan lambang bilangan
3. Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
4. Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan tehnik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing.
Tanda baca itu adalah :
(1) tanda titik (9) tanda seru
(2) tanda koma (,) (10) tanda kurung((...))
(3) tanda titik koma (;) (11) tanda kurung siku ([...])
(4) tanda titik dua (:) (12) tanda petik ganda(”...”)
(5) tanda hubung (-) (13) tanda petik tunggal (’...’)
(6) tanda pisah (¾) (14) tanda garis miring (/)
(7) tanda elipsis (...) (15) tanda penyingkat (’)
(8) tanda tanya (?)
1.4 Pemakaian Huruf
Abjad bahasa Indonesia menggunakan :
a. 26 huruf yang terbagi :
1. Lima huruf vokal (v), yaitu a, e, i, o, u
2. Dua puluh satu huruf konsonan
b. diagraf (gabungan konsonan) yaitu kh, ng, ny, sy
setiap pasangan mempunyai satu fonem (bunyi) dan dihitung sebagai satu konsonan
c. diftong (gabungan vokal) yaitu ai, au, oi
contoh : bantai, pandai, kacau, kerbau, sepoi, toilet
contoh bukan diftong : namai, mau, doi
Pelafalan Huruf :
Dalam membaca singkatan kata, pelafalannya harus memperhatikan hal-la sebagai berikut :
1. Jika penutur sedang berbahasa Indone sia, pelafalannya harus sesuai dengan pelafalan huruf bahasa Indonesia.
2. Jika penutur sedang berbahasa asing misalnya bahasa Inggris, lafal huruf dalam singkatan itu harus mengikuti aturan pelafalan dalam bahasa asing tersebut.
1.5 Pemenggalan Kata
1) Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang beruntun, pemenggalannya dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.
Misalnya : di-a, do-a, ta-at
Catatan :
Jika vokal yang beruntun merupakan diftong, pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf vokal.
Misalnya : pu-lau, ra-mai, se-poi
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya : ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan di lakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya : ap-ril, swas-ta, an-dal
Catatan :
Gabungan huruf konsonan ny, ng, kh dan sy tidak boleh dipisahkan
Misalnya : su-nyi, ha-ngat, makh-luk, ma-sya-ra-kat
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua
Misalnya : ab-sorb-si, kon-klu-si, in-struk-si
2) Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata yang diimbuhinya, dapat dipenggal pada imbuhannya.
Misalnya : me-la-ri-kan, pra-sa-ra-na
3) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dapat dilakukan di antara unsur-unsur itu atau pada unsur gabungan itu sesuai dengan pemenggalan kata butir (1)
Misalnya : bio-data atau bio-da-ta, intro-speksi atau in-tro-spek-si
4) Khusus untuk kata yang mengandung sisipan (-el, -em,-er,-in-) pemenggalannya dapat dilakukan dengan dua cara :
a. mempertahankan sisipan dalam satu suku kata sehingga tidak terpenggal.
b. Tidak mempertahankan sisipan dalam satu suku kata
Kata dasar | Kata turunan | Pemenggalan (1) | Pemenggalan (2) |
tunjuk getar gigi sambung | telunjuk gemetar gerigi sinambung | telun-juk geme-tar geri-gi sinam-bung | te-lunjuk ge-metar ge-rigi si-nambung |
1.6 Penulisan Nama Diri
1. Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum atau sejarah.
Contoh pemakaian biasa :
- Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5
- Ia berkantor di Jalan Budi Utomo
Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus :
- Pamanku dosen Universitas Padjadjaran, Bandung.
- Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908.
2. Khusus tentang pemakaian huruf x berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk penulisan nama unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan, dan lambang dalam matematika, lambang huruf yang dipakai adalah x.
b. Untuk penulisan kata-kata biasa yang bukan nama diri, lambang huruf yang dipakai adalah ks.
3. Penulisan nama seseorang harus mengikuti kebiasaan orang yang mempunyai nama kendatipun hasil penulisannya menyalahi EYD
1.7 Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama :
1. kata pada awal kalimat
Misalnya : Siapa yang datang tadi malam
2. petikan langsung
Misalnya : Adik bertanya,”Kapan kita ke Taman Safari?”
3. ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan
Misalnya : Allah, Yang Maha Kuasa, Islam, Alkitab
4. unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim, Nabi Musa
Misalnya : Haji Agus Salim, Nabi Musa
5. unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat
Misalnya : Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali, Profesor Supomo
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat.
Misalnya :
Siapakah gubernur yang dilantik itu ?
Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor.
6. unsur-unsur nama orang
Misalnya : Albar Maulana
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukur.
Misalnya : mesin diesel, 10 watt
7. nama bangsa , suku bangsa dan bahasa. Perlu diingat, pada posisi tengah kalimat, yang dituliskan dengan huruf kapital hanya huruf pertama nama bangsa, nama suku dan nama bahasa; sedangkan huruf pertama kata bangsa, suku, bahasa dituliskan dengan huruf kecil.
Penulisan yang salah :
Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang ...
... tempat bermukim Suku Melayu sejak ...
... memakai Bahasa Spanyol sebagai ...
Penulisan yang benar :
Dalam hal ini bangsa Indonesia yang ...
... tempat bermukim suku Melayu sejak ...
... memakai bahasa Spanyol sebagai ...
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
keinggris-ingrisan
menjawakan bahasa Indonesia
8. nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Saka
bulan November
hari Jumat
hari Natal
Perang Diponegoro
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya :
Perlombaan persenjataan nuklir membawa risiko pecahnya perang dunia.
Ir. Soekarno dan Drs. Moehammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
9. nama khas dalam geografi.
Misalnya : Teluk Jakarta, Gunung Semeru, Danau Toba, Selat Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya :
Mereka mendaki gunung yang tinggi.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya :
garam inggris, gula jawa, soto madura
10. semua unsur nama negara, nama resmi badan/lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, semua nama dokumen resmi.
Misalnya : Departemen Pendidikan Nasional RI
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-Undang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya : Dia menjadi pegawai di salah satu departemen
Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hukum.
11. setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan/lembaga.
Misalnya : Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
12. semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya : Idrus menulis buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Suara Pembaruan.
Ia menulis makalah ”Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan Media Elektronik”.
13. kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya : ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining kepada ibu.
Para ibu mengunjungi Ibu Febiola.
Surat Saudara sudah saya terima.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam penyapaan.
Misalnya : Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
14. unsur singkatan nama, gelar, pangkat dan sapaan.
Misalnya : Dr. , M.M., Jend, Sdr.
15. kata ganti Anda
Misalnya : Apakah kegemaran Anda? Usul Anda kami terima.
1.8 Penulisan Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :
1. menuliskan nama buku , majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Misalnya : majalah Prisma
tabloid Nova
surat kabar Kompas
2. menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata Allah ialah a
Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan erpangku tangan.
3. menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Nama ilmiah padi ialah Oriza Sativa
Politik devide et impera pernah merajalela di benua hitam itu.
Akan tetapi, perhatikan perhatikan penulisan berikut :
Negara itu telah mengalami beberapa kali kudeta (dari coup d’etat).
1.9 Penulisan Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan yang dicetak tebal, diberi garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting, atau perlu mendapat perhatian, seperti : jdul dan subjudul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang menuntut perhatian khusus.
2. PENULISAN KATA
2.1 Penulisan Kata Dasar
Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku dan tidak baku. Penulisan karangan ilmiah, karangan yang di dokumentasi, dan surat menyurat resmi harus menggunakan kata baku.
Perhatikan contoh berikut :
Benar | Salah | Benar | Salah |
aerobik | erobik | kualitas | kwalitas |
akuarium | aquarium | kuitansi | kwitansi |
alquran | alkuran | Metode | metoda |
apotek | apotik | Objek | obyek |
arkais | arkhais | Prangko | perangko |
atlet | atlit | Sistem | sistim |
biaya | beaya | Ubah | rubah |
bungalo | bungalow | Wasalam | wassalam |
cenderamata | cinderamata | Sutera | sutra |
2.2 Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Bahasan kata ulang mencakup :
1. Pengulangan kata dasar
Pengulangan kata dasar tidak menggunakan angka dua pada akhir kata, tetapi menggunakan tanda penghubung.
Contoh :
Benar : kota-kota, orang-orang
Salah : kota2, orang2
2. Pengulangan kata berimbuhan
Pengulangan kata turunan (berimbuhan) ditulis dengan kata penghubung, tidak menggunakan angka dua.
Contoh :
Benar : berhubung-hubungan, beramai-ramai
Salah : ber-hubung2-an, ber- ramai2
3. Pengulangan kata berubah bunyi
a. pengulangan konsonan berubah vokal. Misalnya : bolak-balik, huru-hara.
b. Pengulangan vokal berubah konsonan. Misalnya : lauk-pauk, ramah-tamah
4. Pengulangan gabungan kata
Gabungan kata terdiri atas dua kata atau lebih. Jika gabungan kata itu diulang, cukup mengulang kata pertama saja.
Contoh :
Benar : buku-buku berkualitas
Salah : buku berkualitas- buku berkualitas
2.3 Penulisan Gabungan Kata
Penulisan gabungan kata mengikuti kaidah sebagai berikut :
1. Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh : jasa marga, kereta api, kerja sama, tangung jawab, uji coba.
2. Gabungan kata serangkai. Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan ke bentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh : barangkali, bumiputra, daripada, padahal, sekaligus.
3. Gabungan kata terikat dan kata bebas. Penggabungan kata terikat , yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang bermakna penuh bersama kata bebas , ditulis serangkai. Misalnya kata : non, tuna, sub, peri, antar, maha, eka, pasca, dwi, catur, antar, maha, dan lain-lain.
Contoh : antarkota, mahabijaksana, nonkeuangan, pascapanen, subunit.
Catatan :
1. Penggabungan kata terikat dengan kata berhuruf awal kapital, disisipi tanda hubung.
Misalnya : non-Asia, non-Indonesia, non-APBN
2. - Khusus penggabungan kata maha + esa yang terkait dengan sifat Tuhan ditulis terpisah, misalnya Tuhan Yang Maha Esa.
- Kata maha + sifat Tuhan yang tidak diawali dengan imbuhan pe- ditulis menyatu,
misalnya Tuhan Yang Mahakasih
- Kata maha + sifat Tuhan yang diawali dengan imbuhan pe- ditulis terpisah,
misalnya : Tuhan Yang Maha Pengasih.
3. Gabungan kata dasar + kata berimbuhan : penggabungan kata + kata berawalan atau berakhiran awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata terdekat dengannya. Sedangkan kata lain yang merupakan unsur gabungan dituliskan terpisah, tanpa tanda hubung.
Misalnya : bertanda tangan, hancur leburkan, kasih sayangi, menyebar luas, tanda tangani.
4. Penggabungan kata dengan konfiks berawalan + berakhiran sekaligus, ditulis serangkai, tanpa tanda hubung.
Misalnya : dibudidayakan, ketidakadilan, pertanggungjawaban
2.4 Penulisan Kata Depan
Kata depan di ,ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya :
Saya sudah makan di rumah teman
Ibuku sedang ke luar kota
Dia berasal dari keluarga terpelajar
Kami percaya kepada Anda
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti
2.5 Penulisan Kata Ganti
1. Kata ganti seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia dan mereka harus ditulis terpisah.
2. Kata ganti yang dipendekkan : aku menjadi –ku, kamu menjadi –mu, engkau menjadi –kau, dia menjadi –nya, harus ditulis serangkai. Misalnya : bukumu
2.6 Penulisan Kata Sandang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : si kecil, sang kancil.
2.7 Partikel
1. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
Siapakah tokoh yang menemukan radium?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Hendak makan pun lauknya sudah habis.
Satu kali pun Dedy belum pernah datang ke rumahku.
Catatan :
Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis serangkai, misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
3. Partikel per yang berarti ’demi’, dan ’tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya :
Mereka masuk ruang satu per satu. (satu demi satu)
Harega kain itu Rp. 2.000 per meter. (tiap meter)
2.8 Singkatan dan Akronim
(1) Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun aturan penulisannya adalah sebagai berikut.
a. Setiap menyingkat satu kata, dipakai satu tanda titik.
Misalnya :
nomor disingkat no
ibidem disingkat ibid
halaman disingkat hlm.
b. Bila menyingkat dua kata, dipakai dua titik.
Misalnya :
loco citato disingkat loc. cit.
opere citato disingkat op. cit.
atas nama disingkat a.n.
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya :
Perseroan Terbatas disingkat PT
Commanditaire Venootschap disingkat CV
c. Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya dipakai satu tanda titik.
Misalnya :
dan kawan-kawan disingkat dkk.
dan lain-lain disingkat dll.
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya :
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BPS (Badan Pusat Statistik)
d. Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti titik.
Misalnya :
Au Aurum
TNT trinitrotoleun
cm sentimeter
(2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal kata atau gabungan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim dibaca dan diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya :
FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya :
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil dan tidak diakhiri oleh tanda titik.
Misalnya :
radar radio detecting and ranging
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
2.9 Angka dan Lambang Bilangan
1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Misalnya :
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
L (50), C (100), D (500), M (1000)
2) Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas
Misalnya :
19 meter 4 ons 9 hektar 65 liter
pukul 15.30 10 detik 30 menit Rp 10.000,00
3) Angka dipakai untuk mel;ambangkan nomor jalan, rumah apartemen atau kamar pada alamat.
Misalnya :
Jalan Sentosa III No. 152
Rumah Susun Perumnas Klender, Blok F2, No. 10
4) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat suci.
Misalnya :
Bab X, Pasal 5, halaman 354
Surat Annisa: 9
5) Penulisan lambang bilangan dengna huruf dilakukan sebagai berikut :
a. Bilangan utuh
Misalnya :
dua belas 12
dua pulu dua 22
dua ratus dua puluh tiga 223
b. Bilangan pecahan
Misalnya :
setengah ½
tiga dua pertiga 3 ⅝
satu persen 1%
satu permil 1‰
6) Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut :
Misalnya :
pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu
pada abad ke-20 ini
7) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.
Bukan : 50 orang tewas akibat bencana alam itu.
8) Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaaan kami mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
9) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Misalnya :
Kami memiliki 20 unit komputer.
Bukan : Kami memiliki 20 (dua puluh) unit komputer.
Daftar Pustaka :
Widjono Hs., 2007 : Bahasa Indonesia, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Minto Rahayu, 2007 : Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Lamuddin Finoza, 2007 : Komposisi Bahasa Indonesia, Penerbit Diksi Insan Mulia, Jakarta.
Tatanium Art - The Tattoo Project
BalasHapusTatinanium Art titanium joes is a piece of titanium pans art with a graphite titanium babyliss pro unique design that blends elements from titanium pots and pans Ancient China titanium easy flux 125 amp welder with Ancient Asia.